Selasa, April 30, 2013

puisi cinta dan arti cinta dalam al-qur'an


puisi cinta:

Cinta Itu Ikhlas

cinta bagaikan air laut yang mengisi sebagian isi bumi…
memberi banyak kehidupan..
membuat orang ingin tahu..
dan tiap orang pasti mengalami cinta..

cinta itu keikhlasan..
cinta itu kemauan..
cinta itu saling mengerti..
cinta itu indah jika kita bisa menempatkannya pada tempat terbaik dalam hati..jadikan cinta itu indah dihatimu..
karena cinta bisa seindah yang kau mau


Cinta Menurut Islam

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.

Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain dan lebih pada ketergantungan akan keberadaan pasangan.

Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya disbanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyita seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bias seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an.Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi.

Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Rabu, April 24, 2013

Surat Cinta untuk Ayah dan Ibu

Assalamualaikum…




Untuk ayah ibu yang aku cintai…

kalian lah jiwa ku.. Yang selalu memberikan semangat dan senyum di hari-hari ku.. Senyum kalian, adalah kehidupan bagi ku.. Tangis kalian, adalah kehancuran ku.. Keringat yang bercucuran di wajah kalian, adalah inspirasi ku..

Duhai ibu…

Tanpa engkau aku tak akan menjadi seperti ini. Dengan semangat mu yang berani, aku dapat berdiri tegak di tengah goyahnya jiwa di terpa badai topan. Tanpa mu, aku hanya lah gadis kecil yang tak akan mengerti tentang tenangnya jiwa seorang perempuan yang gagah.
ibu, suara mu begitu merdu ku dengar. Di kala kau menyanyikan dan menceritakan sebuah kisah sebagai pengantar tidur ku. Tapi itu dulu Bu.. Dulu…sebelum aku mengenal kata gengsi. Namun, di usia ku yang ke 19, aku malu jika kau masih melakukannya. Entah mengapa? Aku tak ada alasan yang tepat sehingga aku gengsi mengakuinya. ya.. begitu sombongnya aku.Namun, begitu aku merindukan hal itu bu.

Ibu, kau adalah perempuan yang paling kuat yang pernah ku kenal. Aku pernah mendengar cerita seorang Cut Nyak Dien Bu, pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh. Aku juga tahu, ada sesosok perempuan bernama R.A Kartini, yang berjasa besar dalam membela hak kaum perempuan. Siapa yang tak kenal mereka berdua. Dua sosok perempuan tangguh. Dan mungkin masih banyak lagi perempuan-perempuan lain yang sama seperti mereka, atau bahkan lebih. Namun, di mata ku. Kau lah perempuan yang paling tangguh itu Bu! Kau lah perempuan yang tak pernah dan tak ingin kalah dengan semua keadaan hidup yang begitu sulit di jalani.
Bu, kau bagaikan malaikat ku. Sewaktu kecil, begitu telitinya kau menjaga ku. Tak kau biarkan seekor nyamuk pun yang menggigiti kulit halus ku waktu itu. Di saat aku sakit, kau rela tidak tidur untuk menjaga ku dan mendamaikan hati ku. Sentuhan mu, membuat ku tak berdaya. Ya.. bagaikan terusap oleh semilir sejuk angin di kala senja.

Tapi, apa yang dapat ku berikan pada mu saat ini Bu? Tidak ada! Aku hanya dapat menyusahkan mu. Membuat mu sedih dengan semua ucap dan perbuatan yang terkadang menyayat hati mu. Aku hanya membuat mu gelisah, ketika aku lupa waktu pulang karena kesibukan-kesibukan ku sebagai mahasiswa. terkadang aku bertanya?apakah Allah kan memaaf kan ku, dengan apa yang telah aku lakukan pada mu?

Dengan selembar kertas  ini. Aku mohon maaf pada mu Bu. Aku tahu, maaf ku tidak akan berarti apa-apa. Karena di dalam lubuk hatimu, kau selalu menutup kesalahan ku yang begitu banyak ini, dengan cinta mu yang begitu sangat besar.

Ya.. aku belum bisa membahagia kan mu saat ini Bu. Namun, di setiap sujud ku, namamu selalu ku panggil. Jikalau waktu dunia tak berkehendak untuk kita selalu bersama. Tapi aku yakin, di akhirat nanti kita kan saling berpelukan, sambil menikmati indah nya syurga akhirat.A..min
Ayah… wajah mu selalu tegar. Walau kulit mu sudah mulai keriput, dan tubuh mu tidak lagi sekekar yang dulu. Namun, aku masih sangat mengenal mu sebagai sesosok lelaki yang selalu memberikan semangat dan cinta hingga rela berkorban untuk sang anaknya.

Betapa sering aku mengecewakan mu ayah. Dengan semua keluh kesah ku pada mu. Dan betapa tak tahu diri nya aku. Ketika aku sampai marah pada mu, karena engkau tak memberikan uang jajan yang cukup pada ku. Padahal di balik itu, keringat mu bercucur deras, untuk mendapatkan uang demi memberi  nafkah dan menyekolahkan anaknya. Sampai-sampai kau tak bisa tidur di waktu malam, untuk memikirkan hari esok nya.




Ayah, aku begitu takut. Dikala dokter berkata bahwa kau harus banyak istirahat. Penyakit darah tinggi yang telah menggerogoti mu sejak puluhan tahun yang lalu, memaksa diri mu untuk sejenak berhenti bekerja, dan berhenti memikirkan hal-hal yang berat. Dari itu ku tahu ayah… Begitu berat beban yang kau rasakan. Aku sempat berfikir, akan kah masih ada waktu untuk ku mengabdi pada mu? Namun secepat mungkin aku menghilangkan fikiran itu. Karena sungguh, aku belum siap untuk kehilangan mu. Aku mencintai mu ayah…

Aku tahu, kau hanya memiliki ijazah hingga lulusan SMA. Kau tak sempat menyicipi rasanya menjadi seorang mahasiswa. namun, begitu hebat nya kau ayah. Tekad mu sungguh sangat besar ntuk menyekolahkan kelima anak mu untuk menjadi sarjana-sarjana yang bisa kau banggakan. Aku tahu, itu semua tidak lah lepas dari sebuah pengorbanan yang sangat besar. Sekarang,  tiga anak mu  sudah menjadi sarjana ayah… Dan kami telah berjanji bersama. Untuk membahagiakan mu nantinya.

Ayah… Ibu..

Ketika aku menuliskan surat cinta ini, air mata ku tak henti menetes. Karena aku malu ayah.. Ibu.. aku malu pada diri ku sendiri. Yang belum bisa membahagiakan kalian. Aku malu, dikala aku selalu saja meminta, meminta dan terus meminta, tanpa memperhatikan kondisi kalian.
Aku sangat mencintai mu, ayah..Ibu.. sangat mencintai kalian..
Maafkanlah aku.. sungguh maaf kanlah aku, yang belum bisa membalas cinta kalian seutuhnya. Aku yakin, Allah lah yang akan membalasnya, lebih besar dari apa yang bisa kami lakukan nanti.
Ketika surat ini telah kalian baca seluruhnya, aku ingin sebuah pelukan hangat dari kalian berdua. aku ingin mencium kaki kalian, dan meminta maaf pada mu, ayah, ibu.
Ya.. hanya menulis sebuah surat ini yang baru bisa ku lakukan..  Wajah kalian, kan menjadi kekuatan ku, di saat aku lemah. Menjadi inspirasi ku, di saat semua kegiatan menyita waktu ku. Dan menjadi cita-cita ku, untuk selalu membahagiakan kalian.

Terimakasih ayah…

Terima kasih ibu…

Aku mencintai mu ayah….

Aku mencintai mu ibu…

Wassalamu’alaikum….