puisi cinta:
Cinta Itu Ikhlas
cinta bagaikan air laut yang mengisi sebagian isi bumi…
memberi banyak kehidupan..
membuat orang ingin tahu..
dan tiap orang pasti mengalami cinta..
cinta itu keikhlasan..
cinta itu kemauan..
cinta itu saling mengerti..
cinta itu indah jika kita bisa menempatkannya pada tempat
terbaik dalam hati..jadikan cinta itu indah dihatimu..
karena cinta bisa seindah yang kau mau
Cinta Menurut Islam
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia
lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka
bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah
Alloh SWT daripada perintah yang lain.
Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu,
membara. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan
berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli
cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain dan lebih pada ketergantungan akan
keberadaan pasangan.
Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih
sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta
jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya disbanding terhadap
diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk
itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu
memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar
orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan
sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al
arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang
berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak
janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam
satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki
hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi
artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta
mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara
sangat membara, sehingga menyita seluruh perhatian hingga hal-hal lain
cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut
dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda
(an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam,
alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad
syaghafaha hubba) bias seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak
menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika
mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada
bujangnya, Yusuf.
Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan
norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega
membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term
ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak
menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong
perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika
mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang
setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama
kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi
dari hadis yang menafsirkan al Qur’an.Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan
bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat
kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad;
wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku
mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan
untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al
Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya
berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb
al muhibbi.
Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran
mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang
menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis
cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha
(Q/2:286)