Black Box adalah
sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi – umumnya merujuk
kepada perekam data penerbangan, yaitu Flight
Data Recorder (FDR) dan perekam suara kokpit, Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam pembicaraan antara pilot
dan pemandu lalu lintas udara atau ATC serta untuk mengetahui tekanan udara dan
kondisi cuaca selama penerbangan.
Gambar Black box
Awalnya ide
pembuatan Black Box diambil dari sebuah alat tape recorder yang berukuran saku
, untuk dilanjutkan menjadi alat yang merekam semua arus komunikasi dalam
penerbangan. Alat rekaman ini kemudian dimasukkan ke dalam kotak baja yang kuat
untuk menjaga agar tidak ikut hancur ketika kecelakaan pesawat. Kotak ini kemudian dilapisi asbes tahan api
sehingga kabel-kabelnya tidak ikut rusak karena panas.
Alat perekam data
penerbangan ini , umumnya menggunakan pita perekam selayaknya kaset pada tape
recorder . Namun perkembangan baru, kini telah digunakan FDR ataupun CVR yang
merekam menggunakan chip memori khusus.
Muncul kekhawatiran
pembicaraan para pilot selama penerbangan tersiar ke masyarakat umum dan
disalahgunakan. Untuk mengatasi ini, dibuatkan komputer khusus yang
disambungkan ke perekam. Dengan bantuan grafik, bisa dihasilkan gambar dari
setiap kejadian.
Gambar komponen-komponen Blackbox
Dalam
perkembanganya. FDR dan CVR tidak lagi menggunakan magnetic tape sebagai media penyimpanan informasinya melainkan
dengan menggunakan Microchip Solid State.
Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan dibandingkan dengan magnetic tape
diantaranya :
1. Solid state mampu merekam data FDR
sekitar 700 parameter, sedangkan magnetic
tape hanya sekitar 100 parameter.
2. Solid state mampu merekam data CVR
selama 22 jam/siklus, sedangkan magnetic
tape hanya mampu 30 menit/siklus.
Untuk dapat
dianalisis, data dan FDR dan CVR dibaca dengan menggunakan peralatan dan
piranti lunak khusus. Di Amerika Serikat, hal ini dilakukan di laboratorium
badan keselamatan transportasi nasional National Transportation Safety Board
(NTSB), yang memperoleh Read Out System dan Software dan pembuat Black Box.
Proses ini dapat memakan waktu mingguan bahkan berbulan-bulan.
Hasil analisa dan
Black Box bukanlah satu-satunya sumber untuk dapat menyimpulkan penyebab suatu
kecelakaan. Para penyelidik di Indonesia yang dilaksanakan oleh Komite Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT) harus menggabungkan dan mengsinkronisasikannya
dengan berbagai macam temuan lainnya untuk dapat menyimpulkan secara utuh dan
komprehensif.
Badan Otoritas
Penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) mewajibkan
pesawat terbang komersial merekam sedikitnya 11 hingga 29 parameter, tergantung
dari ukuran pesawat yang kemudian aturan ini diperbaharui pada tanggal 17 Juli
1997. Pesawat yang dibuat sesudah tanggal 19 Agustus 2002 diwajibkan untuk
memiliki Black Box untuk merekam sedikitnya 88 parameter.
Gambar Rekaman Data FDR dari American Airlines 587 yang Jatuh
Pada 2001
FDR dan CVR
mengumpulkan dan menyimpan data dari berbagai sensor pesawat dalam unit memori
yang dirancang untuk bertahan hidup kecelakaan. FDR mencatat parameter
penerbangan yang telah ditentukan, baik wajib maupun non wajib secara
terus-menerus selama 25 jam. CVR menangkap semua suara di kokpit seperti
percakapan, suara mesin, kebisingan roda pendaratan, suara peringatan dan
transmisi radio secara terus menerus selama 30 menit.
Black box ini
merekam 88 parameter wajib yang dikelompokkan dalam 11 grup yaitu waktu dalam
GMT atau yang telah berlalu, altitude pesawat, kecepatan pesawat, akselarasi
vertikal, magnetic heading, pitch attitude, roll attitude, flap position,
tenaga tiap mesin, waktu tiap transmisi radio dan control column position atau
control surface position.
Gambar Black Box Flight Recorder
Untuk membantu
menemukan setelah kecelakaan pesawat yang terjadi di laut, keduanya baik FDR
maupun CVR masing-masing memiliki perangkat perekam yang terpasang yang disebut
sebagai Underwater Locator Beacon
(ULB). Perangkat ini segera aktif segera setelah perekam dalam kontak
bersentuhan dan tercelup air dan dapat terdeteksi sampai kedalaman sedalam
14.000 kaki. Semua perekam melalui tes yang tak terhitung jumlahnya.
Sebagai contoh,
salah satu black box perekam, L-3 FA 2100 menjalani tes dalam kobaran api
sampai 1.110 °C selama satu jam dan dalam panas 260°C selama 10 jam. Alat itu
juga dapat bekerja pada temperatur minus 55°C hingga plus 70°C dan dapat
merekam minimal 25 jam data penerbangan.
Gambar Ilustrasi Black Box milik pesawat Air
France Kode Penerbangan 447
Data yang berasal
dari FDR dan CVR ini lalu disimpan di memory
boards di dalam Crash-Survivable Memory
Unit (CSMU) – pelindung black box 1 memory yang berbentuk silindris. Dengan
alat ini lebih dari 700 macam parameter data dapat disimpan. Crash Survivable Memory Unit (CSMU)
berisi papan memori dikelilingi oleh isolasi termal baju besi dan baja yang
dapat menahan dampak kecelakaan ribuan kali gaya gravitasi dan bertahan di laut
pada kedalaman 14.000 – 20.000 kaki (4,270 m-6.096 m).
Seluruh data yang dikumpulkan
oleh sensor-sensor di pesawat terbang di kirim ke Flight Data Acquisition Unit (FDAU) yang terletak di hidung
pesawat. FDAU inilah sebagai perantara sebelum data di simpan dalam kotak
hitam.
Gambar Cara Kerja Black Box
Tidak ada komentar:
Posting Komentar